Jakarta : Otoritas Jasa Keuangan mencatat stabilitas sektor jasa
keuangan hingga akhir 2021 tetap terjaga diiringi dengan fungsi intermediasi
perbankan dan penghimpunan dana di pasar modal yang terus membaik didorong terkendalinya pandemi Covid 19, pulihnya mobilitas dan meningkatnya kegiatan perekonomian.
Penghimpunan dana di pasar modal hingga 24 Desember 2021 tercatat sebesar Rp 358,4 triliun, merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah dengan emiten baru tercatat sebanyak 55 emiten. Penghimpunan dana ini mayoritas digunakan sebagai modal kerja.
Sementara fungsi intermediasi perbankan pada November 2021 tumbuh sebesar
4,82 persen yoy atau 4,17 persen ytd didorong peningkatan pada kredit UMKM dan ritel.
Indikator perekonomian domestik juga menunjukkan perbaikan yang terus
berlanjut. Indikator-indikator sektor riil seperti Purchasing Managers Index (PMI)
Manufaktur, Indeks Keyakinan Konsumen, Penjualan Kendaraan, dan lowongan
pekerjaan terus meningkat.
Sementara itu, sektor eksternal juga terus membaik ditunjukkan oleh surplus
neraca perdagangan dan peningkatan cadangan devisa. Hal ini diperkirakan dapat
menyediakan buffer untuk meredam dampak normalisasi kebijakan moneter bank
sentral utama khususnya The Fed.
Sejalan dengan itu, pasar saham Indonesia masih menguat. Hingga 24 Desember
2021, IHSG tercatat menguat sebesar 0,4 persen mtd ke level 6.563 dengan non
residen mencatatkan inflow sebesar Rp 0,94 triliun.
Sementara di pasar SBN, non
residen mencatatkan outflow sebesar Rp 24,99 triliun sehingga mendorong rerata
yield SBN naik 8 bps mtd pada seluruh tenor.
Di industri perbankan, mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan
terutama pada sektor pengolahan dan rumah tangga masing-masing sebesar Rp
24,9 triliun dan Rp 9,1 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan
pertumbuhan sebesar 10,48 persen yoy atau 9,98 persen ytd.
Di sektor IKNB, sektor asuransi berhasil menghimpun premi pada bulan November
2021 sebesar Rp26,1 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp 16,3 triliun,
serta Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar Rp9,8 triliun.
Selain itu, Fintech peer to peer (P2P) lending pada November 2021, terus mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar 106,6 persen yoy atau meningkat Rp1,2 triliun (ytd: Rp13,8 triliun). Sementara itu, piutang perusahaan pembiayaan tercatat relatif
stabil pada level Rp363 triliun.(juns)