Banjarmasin : Beberapa data yang dihimpun Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, dari beberapa terjadinya bencana alam, bencana sosial maupun bencana non alam dan data itu disebutkan Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Achmadi, S.Sos., data itu sedikit berbeda dengan yang lain.
“Kita pergunakan data sekunder kita yang ada dibencana itu sebagai acuan kita nantinya dalam perkembangan dari kurun waktu ke waktu ketika terjadi bencana. Apakah ada trend kenaikan atau tidak,” ungkap Achmadi, sembari menyebutkan, nampaknya untuk tahun-tahun ini memang ada kenaikan trend yang cukup yang tinggi dalam penanganan bencana. Diharapkan, tidak terlalu lama, sehingga masyarakat tidak banyak dirugikan dari bencana tersebut.
“Data itu juga kita dapat ketahui warga kita yang terdampak, utamanya banjir dan tanah longsor. Ini yang cukup berkembang yang saat ini terus kita data perkegiatannya dan ini juga menjadikan dasar kita kalau pihak lain mempergunakan data ini dan akan kita sandingkan data ini dengan data BPBD untuk mengambil langkah strategis oleh Pemerintah Kalsel, utamanya di Dinas Sosial, untuk kita memiliki data dalam pemenuhan dasar kehidupan masyarakat kita dalam bencana ini,” tegas Achmadi.
Sedangkan menyinggung bencana Non Alam Covid 19 yang masih menghantui, menurut Achmadi, dengan kesadaran yang tinggi di masyarakat, walaupun PPKM 3 dibatalkan Pemerintah, tetapi harus tetap waspada. Demikian juga diingatkan Achmadi, agar Lima M harus tetap dilaksanakan, yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan Dengan Sabun, Menjaga jarak, Menghindari Kerumunan, dan Menghindari Mobilisasi.
“Kita khawatirnya penyebaran ini dan apalagi Omicron ini juga sangat cepat penyebarannya dan kita harus waspada. Kita berharap masyarakat bisa melakukan langkah-langkah protokol kesehatan yang ketat, begitu juga pelaksanaannya tidak menimbulkan kekhawatiran penyebaran Covid 19. Jangan sampai Omicron masuk ke Indonesia, apalagi ke Kalsel. Kita sangat berharap jangan sampai terjadi itu,” ungkap Achmadi.
Menyinggung Lumbung Sosial yang merupakan kerjasama Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Sosial kalsel dengan Kementrian Sosial RI, kata Achmadi, telah mendirikan 7 (tujuh) Lumbung Sosial, yang 3 (tiga) berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang terletak di Kecamatan Hantakan, Pandawan dan Kecamatan Barabai, yang sudah diserahterimakan dan siap dioperasionalkan bilamana terjadi bencana. Kemudian di Kabupaten Kotabaru ada 4 (empat) Kecamatan yang diberikan bantuan, yaitu di Kecamatan Hampang, Sampanahan, Sampangan dan Pulau Sembilan, yang juga siap dioperasionalkan oleh tingkat Kecamatan.
“Kemudian yang baru hari ini (Senin, 13/12/2021) yang kita penjajakan dan mudah-mudahan beberapa hari kedepan sudah bisa kita serahterimakan untuk 2 (dua) lokasi di Kabupaten Tapin, yaitu di Kecamatan Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan. Karena sampai saat ini sesuai data yang kami terima akibat banjir rob akibat meluapnya Sungai Barito lambat turun dan gelombang laut cukup tinggi dan menahan turunnya air dari Sungai Barito, ini melebar ke mana-mana termasuk di dua Kecamatan, Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan,” jelas Achmadi.
Sehingga katanya, Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Sosial bergerak cepat untuk mengusulkan ke Kementrian Sosial RI untuk bisa juga memberikan bantuan mendirikan Lumbung Sosial, yang bantuan itu terdiri dari obat-obatan, makanan, peralatan dan selter, tenda, dan terpenting Water Treatment (Air Pembersih) dan ini sangat dibutuhkan pada saat banjir air bersih sangat sulit didapat.
“Saat ini dalam proses pengadaan. Mudah-mudahan bila hari ini (Senin, 13/12/2021) selesai, siap, kita akan serahkan di dua Kecamatan. Kami juga berharap agar di Kabupaten lain, yang segera kita usulkan. Bantuan ini terdepan. Ketika terjadi bencana, sudah bisa melakukan bantuan kedaruratan, yang dikelola Tagana yang terdekat dan juga oleh Personil Kecamatan yang ada di Lumbung Sosial,” Achmadi kembali menjelaskan.
Kesiapsiagaan masyarakat dan semuanya dapat melakukan penanganan bencana dengan adanya bencana Hidrometeorologi, dan diharapkan tidak separah di awal tahun 2021 lalu dan juga diharapkan tidak ada korban jiwa.(juns)