Banjarmasin : Sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Kalimantan Selatan, Advokat Senior Dr H Fauzan Ramon SH MH menyatakan, untuk kegiatan diskon yang diberikan pada Hari Besar (Keagamaan maupun Nasional) maupun Tahun Baru, disambut positif.
"Kita menyambut positif kalau memang itu dilakukan dengan sebenarnya. Yang kita pantau, yang kita awasi ini pelaku-pelaku usaha yang menggunakan kesempatan untuk memetik hasil yang lebih banyak," ungkap Fauzan, Pendiri dan Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Kalimantan Selatan.
Fauzan berharap Instansi terkait Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan termasuk Kepolisian, jangan sampai kegiatan diskon ada efek penipuan. Karena masyarakat selaku konsumen selalu dirugikan.
Selain memantau perang diskon yang terjadi, juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang dirugikan.
"Kita memantau dan juga membantu pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh pelaku usaha, baik mall maupun hotel yang merugikan para konsumen dan membantu untuk melakukan laporan secara pidana ataukah secara perdata. Karena dilindungi Undang-undang," tegas Fauzan, yang menyebutkan kantornya di jalan Adhyaksa no. 15 Kayu Tangi Banjarmasin, dekat Uniska Banjarmasin.
Laporan masyarakat masih belum dan masih ditunggu pihaknya.
Untuk DPRD Kalsel maupun yang ada di Kota dan Kabupaten di wilayah Kalsel, Fauzan minta agar memperhatikan hal ini. Karena mereka mewakili rakyat. Dinas Perdagangan Kalsel bersama jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel beserta Jajarannya di berbagai Kabupaten dan Kota di Kalsel, diminta untuk melakukan pemantauan untuk kepentingan masyarakat, kepentingan konsumen.
Sedangkan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang ada di Banjarmasin, yang mana Fauzan Wakil Ketua di lembaga ini dari perwakilan konsumen, menghimbau masyarakat yang dirugikan untuk tidak ragu melaporkannya dan tidak dipungut biaya apapun.
Untuk BPSK selama ini banyak menangani persoalan perkreditan mobil dan rumah. Rumah yang kontraknya 10 dan 15 tahun mewarnai laporan yang masuk ke BPSK. Sedangkan roda dua sebagian. Untuk jumlah pengaduan setiap tahun juga meningkat.
"Meningkat dalam artian kesadaran masyarakat. Karena mereka (masyarakat) merasa dirugikan, dibodohi, dicurangi, mereka menggunakan hak untuk melaporkan ke YLKI maupun BPSK. Ada yang dari Barabai, Amuntai dan Kandangan," Fauzan menyebutkan.
Dikatakan, keberadaan BPSK tergantung dari Pemerintah Daerah.
"Saya sarankan untuk Benua Enam itu ada. Apakah dl Barabai atau di Kandangan. Karena dia tidak jauh untuk ke Banjarmasin. Kalau untuk Tanah Laut, Kotabaru dan Tanah Bumbu, itu sebenarnya harus ada. Saya usulkan nanti setelah Tahun Baru menyampaikan kepada seluruh Kabupaten dan Kota, Bupati dan Walikota, termasuk Gubernur, ini harus ada di tiap daerah," jelas Fauzan.
Dikatakan, majunya Kalimantan Selatan, terutama sembilan bahan pokok berhubungan langsung dengan masyarakat, diharapkan dapat terlindungi.
"Banyak terjadi beras oplosan, oli oplosan. Banyak (terjadi). Siapa lagi yang membantu. Jadi itu biasanya (berdirinya BPSK tergantung Bupati maupun Walikota," pungkasnya.
Sedangkan Ali Asrori, SAg MM., Direktur ASMI Cinus Banjarmasin, menganggap diskon bagus-bagus saja. Karena itu menurutnya, untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Katanya, mereka berbondong-bondong untuk membeli barang-barang seperti kebutuhan dan lain sebagainya. Mereka bisa menjadi penggerak ekonomi kita.
“Tapi ya hati-hati, diskon itu harus diskon beneran. Jangan diskon semu. Katakanlah harganya 100 dinaikkan jadi 150, diskon sekian. Padahal harganya naik. Kita harapkan diskon itu benar-benar diskon. Itu bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Saya kira positif itu untuk diskon ini. Jadi perang diskon masing-masing sah-sah saja diantara masing-masing usaha dan segala macam untuk diakhir tahun. Dan momen itu bisa dilakukan. Pelaku ekonomi memang mencari momen-momen seperti itu. Itu bagus-bagus saja, baik untuk Pelaku Usaha maupun masyarakat. Itu positif saja. Sepanjang itu tadi, benar-benar diskon,” ungkap Ali.
Disebutkan, satu sisi arahnya memang konsumtif. Tapi kalau daya beli masyarakat masih kurang, tidak bisa dipaksa konsumtif. Karena masyarakat sekarang selektif tentang hal-hal seperti itu.
“Bijaklah mengatur ekonomi mereka. Apalagi dalam kondisi ekonomi yang sekarang lagi bermasalah untuk masyarakat. Dia pasti untuk diskon seperti itu selektif. Mana yang benar-benar dibutuhkan. Mana enggak. Saya kira masyarakat cerdas,” tegas Ali.
Diakuinya, situasi sekarang ini susah ditebak. Apalagi ada isu Omicron, virus Covid varian baru yang mulai merebak dan terus berkembang, yang menimbulkan rasa ketakutan. Sehingga dalam kondisi seperti ini, masyarakat menurutnya, lebih hati-hati dan tidak mau terulang seperti kemaren ketika Delta meledak, kemudian semua sektor usaha ditutup, melakukan kegiatan PSPB dan segala macam, ekonomi seperti lumpuh dan PHK di sana-sini. Masyarakat agar bijak menyikapinya dan tidak serta merta dihabiskan untuk mengejar diskon, tapi kemudian menjadi masalah buat sendiri.(juns)