BANJARMASIN - Bersyukur keberhasilan menangani Pandemi Covid 19, khususnya kata Ketua DPW Forsiladi Kalsel Dr H Jarkawi MMPd., dalam dunia pendidikan, kuantitas peserta didik yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah 100 persen.
Kata Dosen Senior Uniska ini, namun untuk konten pembelajarannya untuk jam belajar belum full 100 persen.
"Ya mudah-mudahan kedepan itu bisa normal kembali. Namun saya ingatkan, prokes tetap jadi budaya kita dalam menjaga hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap Jarkawi, Selasa (4/1/2022).
Jarkawi menekankan, dalam proses belajar yang menggunakan psiko edukasi, maka lebih ditekankan lagi pada Sosial Edukasinya.
"Karena ada perubahan sosial dalam dunia pendidikan, yaitu interaksi. Dulu interaksi sosialnya melalui tatap muka langsung. Kemudian dapatnya pandemi covid 19 terjadi interaksi sosial online," Jarkawi menyebutkan.
Saat interaksi sosial online inilah menurut Jarkawi, tidak menutup kemungkinan ada hal-hal tidak bagus yang tertularkan. Sehingga saat interaksi sosial di sekolah melalui pembelajaran tatap muka itu, coba dikembangkan sosial edukasi dalam lingkungan sekolah.
"Artinya bagaimana kita melakukan interaksi dengan penanaman karakter. Mengingatkan bahaya browsing atau link-link yang negatif, khususnya berita-berita hoax dan video-video yang tidak sesuai dengan usia anak," tegas Jarkawi.
Dikatakan, interaksi ini perlu ditekankan oleh Guru-guru. Karena para anak didik tidak terawasi saat melakukan pembelajaran online dan ini katanya perlu pendekatan sosial oleh para Pendidik tersebut.
Vaksinasi untuk anak SD disebutkan Jarkawi, layak tidaknya merupakan wewenang Dinas Kesehatan, dan tinggal menunggu persetujuan Orangtua anak didik, karena usia tersebut masih dalam tanggung jawab orangtuanya.
"Di sini interaksi sosial. Bagaimana memberikan edukasi kepada orangtua melalui interaksi edukasi, sehingga menyadari bahwa vaksin itu perlu," pungkas Jarkawi.(juns)