BANJARMASIN - Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja selama tahun 2021 lalu, Bank Kalsel sudah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2021
dan RUPS Luar Biasa (LB) Tahun 2022, Sabtu (26/2/2022).
Kegiatan
tersebut dihadiri seluruh Pemegang Saham Bank Kalsel baik Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, Walikota dan Bupati maupun Perwakilan dari 13 Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kalimantan Selatan.
Pada helatan ini, seluruh Pemegang Saham sepakat menerima Laporan Pengawasan yang telah disampaikan oleh Dewan Komisaris, Laporan Pertanggungjawaban Direksi. Sementara untuk RUPS LB, seluruh Pemegang Saham juga sepakat menerima Laporan Permodalan dan Pembagian
Laba/Hasil Usaha, termasuk dividen, yang disampaikan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kalsel.
Berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Direksi tahun buku 2021, Direktur Utama Bank Kalsel Hanawijaya mengatakan, walau banyak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang tidak menentu sebagai akibat dari Pandemi Covid-19, tetapi kondisi kinerja keuangan Bank Kalsel tahun 2021 tetap
mampu bertumbuh positif dan memperoleh hasil yang cukup bagus.
"Ini bisa dilihat, pertama dari sisi aset, jika di tahun 2020 lalu kita mampu membukukan Rp14,85
Triliun, maka pada tahun 2021 ini naik menjadi Rp16,53Triliun. Jika dipersentasekan ada kenaikan
hingga mencapai 11,33% per Desember 2021," terang Hana.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) kinerja pertumbuhannya juga mengalami kenaikan
hingga 11,69%. Jika tahun 2020 lalu DPK hanya mencapai Rp12,01 Triliun, maka di tahun 2021 naik menjadi Rp13,42 Triliun.
Untuk Kredit dan Pembiayaan pada tahun 2021 mencapai Rp11,11 Triliun, dengan komposisi seperti Modal Kerja Rp1,63 Triliun, kredit Investasi Rp3,37 Triliun, Kredit konsumtif sebesar Rp6,11 Triliun.
Pertumbuhan positif ditunjukkan pada kinerja Laba bersih (setelah pajak), yang menunjukkan hasil yang cukup baik apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk kinerja Laba bersih (setelah pajak), nilai yang berhasil dibukukan adalah Rp219,25 Miliar pada tahun 2021 ini. Pencapaian tersebut tumbuh 11,58% dibanding realisasi tahun 2020 lalu yang hanya mencapai Rp196,50 Miliar.
Terkait kebijakan bisnis di tahun 2022, Bank Kalsel hadir dengan komitmen setia melayani dan tekad
untuk senantiasa tumbuh dan berkembang melaju bersama Masyarakat Kalimantan Selatan. Hal ini
ditunjukkan dengan 2 (dua) fokus strategi, yakni Digitalisasi dan Sumber Daya Manusia.
"Transformasi Digital Bank Kalsel telah dilakukan per tanggal 15 November 2021 lalu, yang akan menjadikan proses layanan menjadi lebih Cepat, Mudah, Aman dan Nyaman. Adapun 8 Langkah strategis yang dilakukan antara lain optimalisasi pendapatan, meningkatkan efisiensi, menjaga kualitas kredit, meningkatkan digital capability dalam bisnis, meningkatkan market share bank, perbaikan kualitas dan kompetensi SDM, meningkatkan tata Kelola perusahaan dengan baik, meningkatkan permodalan bank. Dari 8 langkah strategis tersebut 2 (dua) focus utama di tahun 2022
adalah dengan pemutakhiran fitur-fitur digital baru Bank Kalsel, sehingga semua akses layanan perbankan berada dalam genggaman. Kemudian fokus kedua yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) yang adaptif dengan lingkungan digital yang sekarang ini menjadi keharusan untuk kami respon
dengan sebaik-baiknya, sekaligus juga bisa memberikan layanan digital sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kalimantan Selatan" beber Hana.
Menyangkut kewajiban Bank kalsel untuk memenuhi kewajiban atas ketentuan regulator yakni Modal Inti Minimum (MIM) sebesar Rp 3 Triliun, per Desember 2021 Bank kalsel berhasil mencatatkan modal inti sebesar Rp1,99 Triliun, nilai ini meningkat 6,86% dibandingkan tahun 2020
sebesar RP1,86 Triliun, atas hal ini Hanawijaya optimis Bank kalsel mampu memenuhi kewajiban dimaksud sesuai tenggat waktu pada Desember tahun 2024.
Plt. Komisaris Utama Bank Kalsel, Hatmansyah menyampaikan rasa optimis dan dukungan terhadap manajemen Bank Kalsel dalam menatap tahun 2022.
"Jika dilihat tantangan ditahun 2022 kali ini tentu tidak mudah bagi Bank Kalsel untuk mencapai
target yang telah ditetapkan. Apalagi ditahun ini, sektor perekonomian masih dihadapkan dengan
kondisi Pandemi Covid-19 yang masih mencekam. Tapi dengan konsistensi dan kerjasama antar lini untuk terus berbenah dan fokus dalam bekerja, apalagi dengan digitalisasi yang dilakukan Bank Kalsel dalam memberikan kontribusi untuk memudahkan transaksi secara non-tunai, kami juga meyakini target dengan hal tersebut bisa diwujudkan secara maksimal," tegas Hatmansyah.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor menambahkan, Bank Kalsel sebagai salah satu Badan Usaha milik Pemerintah Daerah diharapkan terus bertransformasi , mampu meningkatkan skala kinerja dan bisnisnya, lebih mampu berdaya saing dan berkontribusi bagi
perekonomian daerah, serta mampu memenuhi ekspektasi seluruh stakeholder.
"Kondisi saat ini dihadapkan pada situasi masih pandemi Covid-19, juga diharapkan dalam
persaingan dengan kompetitor tentu semakin berat dan tidak bisa dihindarkan. Tapi saya meyakini Bank Kalsel selalu berinovasi dalam upaya digitalisasi pelayanan perbankan dan manajemen
pengelolaan sumber daya manusia. Dua hal ini sangat menentukan efektivitas proses bisnis yang diterapkan, dimana Bank Kalsel memegang peran sentral dan strategis dalam mendorong pertumbuhan perekonomian, serta akselerasi pembangunan daerah di Kalimantan Selatan," pungkasnya.(juns)