BANJARMASIN - Momentum Isra' Mi'raj hari ini dapat kita resapkan dengan menyimak sebuah tulisan tentang Dunia, buah karya Dr Halimi Zuhdy.
KATA dunia, menurut Dr Halimi Zuhdy,
sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Ia selalu terdengar, bahkan anak kecilpun yang belum pernah tahu kata ini.
Dunia sudah sangat akrab dengan semua orang. Karena ia bukan hanya sebuah kata, tapi kita berada di dalamnya.
Secara makna, kata dunia dalam KBBI adalah alam kehidupan, semua manusia yang ada di muka bumi, lingkungan atau lapangan kehidupan, peringkat antarbangsa (seluruh jagat atau segenap manusia), bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya, planet tempat kita hidup dan beberapa makna lainnya.
Tentang dunia dan kehidupannya sangat banyak sekali definisinya. Tidak hanya puluhan, tapi ratusan definisi yang termaktub dalam berbagai kitab.
Dalam tulisan ini, tidak mengkaji dunia secara istilah atau makna umum, tetapi menurut asal kata dunia (الدنيا).
*Kata “dunia” berasal dari bahasa Arab yaitu Ad-Dunya (الدنيا)*. Tidak ada perubahan berarti dari bahasa asalnya ke dalam bahasa Indonesia, hanya pelafalannya saja. “Dunya” dibaca dengan “Dunia”.
Dalam Kamus Ma’ani, kata dunia mempunyai beberapa arti, yaitu; tempat berbagai cobaan (al-Dunya), tempat sebelum kematian (plural dari Dana), kehidupan hari ini (hayah hadirah). Sedangkan makna lainnya, diambil dari kata adna-yudni yaitu dekat (qarib, qaruba).
Dunia (qaruba) dari danu (دنو) dimaknai dekat, karena ia sangat dengan dengan akhirat dan dekat dengan kematian (دنيئة الاجل). Dan ada pula yang berpendapat, bahwa kata dunia dari dina’ah (الدناءة) yaitu najis dan kotor.
Selain makna di atas, ada ulama yang berpendapat bahwa kata ini dari Al-Daniyah (الدانية), yaitu bermakna kenikmatan, keindahan. Dan beberapa arti lainnya.
Dalam Al-Shaith, mengapa dinamakan dunia dengan dunia? Karena ia sangat singkat, dekat dan cepat.
*Seseorang mempunyai tiga kondisi, yaitu: sebelum dia diciptakan, setelah dia meninggal, dan kondisi di antara keduanya*. Kondisi atau keadaan sebelum penciptaan waktunya sangat panjang dan tidak memiliki awal.
Demikian situasi setelah kematian, sangat panjang dan tidak ada habisnya. Dan di antara keduanya adalah dunia, yang begitu singkat (qarib, danu).
Dalam riwayat lain disebutkan:
وعن ابن عمر رضي اللَّه عنهما قَالَ: أَخَذ رسولُ اللَّه ﷺ بِمَنْكِبِي فقال: كُنْ في الدُّنْيا كأَنَّكَ غريبٌ، أَوْ عَابِرُ سبيلٍ
Pada suatu waktu, Rasulullah memegang pundak Abdullah bin Umar Beliau berpesan, ”Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).”
*Mengapa dunia disebut dengan dunia? Ada dua sebab, yaitu; lebih rendah dari akhirat*.
أنـها أدنـى مـن الآخـرة لأنـها قـبلها كـما قـال تعـالى :
{ وللآخـرة خـير لـك مـن الأولـى }
Sedangkan yang kedua karena ia rendah, aib, cacat, cela, yang apabila dibandingkan dengan akhirat tidak ada apa-apanya.
أنـها دنيـئة ليـست بشـيء بالنـسبة للآخـرة .
*Dalam Al-Qur’an kata Al-Dunya (dunia) diulang sebanyak 115 kali,* sebagaimana kata Al-Akhirat. Dan terkadang Al-Qur’an memberikan kesan positif tentang dunia, dan terkadang memberikan kesan negatif positif. Allahu’alam bishawab.
*Dr Halimi Zuhdy*(juns)