Kejahatan Meningkat Dalam Kondisi Covid 19. Advokat Atiyani, SH MH : Pandemi Covid 19 Membuat Konflik Dan Permasalahan Komplek

BANJARMASIN - Pandemi Covid 19 telah menerpa semua masyarakat Dunia, termasuk Indonesia dan Kalimantan Selatan, yang berakibat terpuruknya dalam segala asfek kehidupan, terutama bidang ekonomi yang menimbulkan konflik dan  permasalahan yang komplek. 

Menurut advokat Atiyani, SH MH., karena persoalan ini menimpa semua lapisan masyarakat dari bawah hingga tingkat atas dan banyaknya perusahaan yang kolaps, membuat terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan itu semakin membuat masyarakat terpuruk.

Walaupun melakukan kegiatan wira usaha dengan seperti berjualan, tetapi pangsa pasar yang sepi karena daya beli masyarakat yang tidak ada, semakin membuat kompleknya persoalan kehidupan, yang akhirnya menimbulkan kejahatan, karena memenuhi kebutuhan keluarga.

"Semua itu sepertinya jadi satu rangkaian satu rantai dari kesulitan-kesulitan ini, sehingga menimbulkan kejahatan-kejahatan itu. Contoh, karena tidak adanya pekerjaan, akhirnya mereka berpikiran untuk  bagaimana caranya bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Itu saja. Untuk makan, untuk hidup, Kepala Keluarga memikirkan anak dan istri. Demi memikirkan keluarga, mereka rela dan gelap mata untuk menempuh jalan apapun. Yang pasti kejahatan tidak halal. Kita tidak bisa menjus (justifikasi) mereka, kejahatan itu terjadi karena mereka jahat. Bukan semua. Tapi tidak selalu. Mereka mengambil jalan pintas, harus mencuri, harus merampas, harus melakukan penggelapan , bahkan sampai membunuh," ungkap Atiyani.

Sementara itu, Warga Masyarakat, Guan Chris Hansen mengatakan, bukan covidnya yang membuat angka kejahatan meningkat, melainkan pejabat-pejabat yang korup, terutama pejabat mengkorupsi dana-dana masyarakat selama covid 19.

"Para Pejabat yang korup itu yang penyebab pertamanya. Penyebab yang kedua itu oknum pengusaha yang suka menduiti oknum pertama," kata Hansen.

Untuk oknum pengusaha ini, Lucy memberikan pandangan, dan menyatakan :
"Kurangnya kesadaran masyarakat karena tuntutan perut dan keperluan lain, yang mengakibatkan mereka melakukan hal tersebut, yang juga pendidikan yang minim."

Guan menambahkan, untuk Penyebab ketiga, oknum masyarakat yang mau diduiti untuk membuat kerusuhan, demo, dan lain-lain. Oknum ke 4 ini baru oknum masyarakat yang tidak begitu mengerti dan kurang pintar yang mau termakan hoax hasutan adu dombanya itu. Oknum ke 5, oknum buhan kita yang akhirnya jadi tidak mau maju membela yang benar.. khawatir soalnya bila ditusuk dari belakang istilahnya," ungkap Guan.

Warga lainnya,  Emma, pemilik Emma Bread House Banjarbaru mengatakan :  "Sejak pandemi, Ada instruktur senam online; Cheff online(kelompok atau private); Guru ngaji online.(private); Pelatihan kerajian online(private). Justru banyak menghasilkan uang, bagi yang kreatif."

Sedangkan Dharmawan menyatakan : 
Banyak masyarakat begitu adanya wabah, mereka kehilangan pekerjaan.
Tetapi ada juga yg mempunyai tambahan pekerjaan, bahkan mereka lebih kreatif.
Misalnya berjualan on line.
Keuntungannya, mereka tidak perlu sewa tempat, tidak banyak mengumpulkan uang, dan jaga jarak serta tidak sering keluar rumah.(juns)
Lebih baru Lebih lama