Minyak Goreng Mahal? Advokat Atiyani, SH MH : Harus Ada Diskusi Antara Perwakilan Publik Dan Perwakilan Pengusaha

BANJARMASIN - Pandemi bencana dunia yang pengaruhnya lapisan paling tinggi juga berasa, dengan terungkapnya tindak kejahatan, seperti adanya pengusaha yang menimbun minyak goreng, kemudian yang mengekspor dengan cara illegal ke Luar Negeri. 

Advokat Atiyani SH MH mengatakan, itu lapisan atas, orang-orang yang punya uang dan punya kekuasaan yang akhirnya melakukan tindakan karena terdesak. 

Menurut Atiyani, pengusaha memaksa diri harus memikirkan bagaimana biaya produksi bisa ditutupi dengan keuntungan. Jangan sampai tekor. Bagaimana memikirkan karyawannya. Kalau bisa bayar karyawan, keluarga akan terjamin. Tapi kalau perusahaannya bangkrut, dia tidak bisa bayar operasional perusahaan, termasuk gaji karyawan dan kesejahteraan karyawan, akan memPHK Karyawan dan karyawan menganggur.

“Tidak bisa salahkan pengusaha untuk cari untung besar. Karena kita rasa tidak sesimple itu minyak dalam kemasan. Itu pasti dengan problem yang sangat panjang, proses yang sangat berat dan biaya-biaya yang ditimbulkan, sampai minyak itu bisa berada di dalam kemasan yang seharusnya wajar,” ungkap Atiyani.

Bagi masyarakat bawah menginginkan minyak goreng murah, tapi kita juga tidak bisa menutup mata dengan pengusaha yang mengusahakan minyak itu siap pakai. Biaya produksi juga harus seimbang. Jadi mungkin minyak itu tidak terlalu murah, juga tidak terlalu mahal.

Sehingga tegas Atiyani, harus ada diskusi yang baik antara perwakilan publik dan perwakilan pengusaha, agar minyak tidak langka dan juga tidak terlalu murah bagi pengusaha dan tidak terlalu berat bagi masyarakat.

Disebutkan, selama adanya pandemik covid 19. Masalah-masalah yang sangat komplek dan menimbulkan konflik, pasti ada dan selalu ada. Bahakan kita tidak tahu sampai kapan pandemik ini berakhir. Hanya saja berusaha masing-mnasing diri menjaga kesehatan, untuk mengikuti prokes, ikuti anjuran Pemerintah, vaksin dengan benar dan lengkap.

Beberapa waktu lalu, ada ketentuan bandling untuk membeli migor atau membeli migor disertai membeli produk lain. Ternyata hal ini menjadi catatan tersendiri.

Pelaku UKM dari Banjarmasin,  Rakhmalina Bakhriati menyatakan ada di super market    dijual paket murah biasanya. Gula 1 kg dan migor 2 liter seharga 42 ribu rupiah.

"Iya beli pa. Untung pa. jadi dapat harga migornya cuman 28 ribu rupiah. Lumayan 10 ribu rupiah selisihnya. Harga biasa migor 38 ribu rupiah," ungkap Rakhmalina.

Sedangkan Intisal Alhamid, pemilik LDR Cafe mengatakan, waktu itu dirinya membeli minyak 1 dos.

"Terus Katanya kalo beli ini bu, harus ada gandengannya. Apa gandengannya? Kata saya. Harus beli Air mineral  yang 600 mili liter. Tapi karena saya memang butuh, kebetulan ada acara,  jadi saya beli air mineralnya juga," pungkasnya.(juns)
Lebih baru Lebih lama