Keterlibatan Masyarakat Dalam Pembentukan Karakter Generasi Muda

BANJARMASIN - Program Pesantren Ramadhan yang disambung dengan program lain, seperti kegiatan Tahfiz maupun dengan memberikan  lembaran aktivitas ibadah ramadhan untuk mereka yang tidak ikut tahfiz.

Hal ini Dinilai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Provinsi Kalimantan Selatan Dr  H Jarkawi MMPd, sangat bagus. Karena katanya, hal ini dalam kegiatan pembentukan karakter dalam berkeyakinan terhadap agama yang diyakininya. 

"Karena Bulan Suci Ramadhan dalam perspektif Islam, pahalanya berlipat ganda, seperti yang diungkapkan para Ustadz. Dikatakan, kalau ada kegiatan Tahfiz atau kegiatan lain yang sifatnya pembentukan amaliah-amaliah yang menuju karakter beragama, sangat bagus untuk anak-anak kita di masa depan. Sehingga keyakinannya tidak tergoyahkan," ungkap Jarkawi.

Namun di satu sisi, pembentukan makna dari yang dipelajarinya itu dapat diimplementasikan dalam perilaku, seperti mengimplementasikan sifat Rahman Rahim dalam bentuk perilaku.

"Mungkin lebih diberikan contoh lagi dalam hal-hal demikian, sehingga membentuk suatu pola perilaku yang agamis, yang toleransi yang sangat besar dan peradaban BerBangsa, Bernegara dan Beragama  yang sangat harmonis," Jarkawi menyarankan.

Dalam pendidikan ada yang dinamakan Pendidikan Non Formal. Masyarakat merasa bertanggungjawab dalam hal hal ikut pembentukan karakter dalam hal berinteraksi dalam beragama di suatu masyarakat.

"Namun perlu juga penanaman-penanaman itu yang arahnya kepada toleransi beragama, hidup rukun beragama seperti apa. Itu yang perlu digalakkan dalam bulan suci Ramadhan ini. Bagaimana yang tidak berpuasa menghargai yang  puasa dan yang puasapun menghargai yang tidak puasa. Karena masyarakat kita plural," Jarkawi mengingatkan.

Kalau kepedulian Kampus di Bulan Suci Ramadhan dengan membuka Pasar-pasar Murah, membantu masyarakat dalam Bulan Suci Ramadhan, hadir dengan bentuk tersebut, bagus untuk dikembangkan. Kalau perlu dilestarikan. Sehingga menjadi model seperti Pasar Wadai Ramadhan, yang kemasan ini menjadi nilai wisata religi.

"Ada nilai wisata di Kampus. Tidak hanya di alam semesta. Tapi kampuspun dapat menciptakan wisata kampus dengan menciptakan pasar murah, pasar wadai, tapi dikemas dengan model panggung ala local wesdem,  ada bacaan-bacaan Qur'an dan sebagainya. Dikemas dengan bagus. Sehingga menjadi Wisata Religi Kampus," pungkas Jarkawi.***(juns)
Lebih baru Lebih lama