BANJARMASIN - Hepatitis ditandai dengan peningkatan enzim hati. Selama ini hepatitis yg sering terjadi kebanyakan diketahui penyebab, misalnya karena virus hepatitis yang kita kenal dengan hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C dan lainnya. Atau dikarenakan alergi obat yang disebut hepatitis drug induced, karena penyakit autoimun atau yang dikenal dengan hepatitis autoimun dan lainnya yang sudah diketahui penyebabnya.
Demikian disebutkan dr. H. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD, FINASIM, yang bertugas
di RSUD Ulin Banjarmasin dan
RS Islam Banjarmasin.
Katanya, Hepatitis Akut artinya inflamasi atau peradangan hati yang ditandai dengan peningkatan enzim hati. Enzim hati yang umun diperiksa adalah aspartate transaminase (ASR) dan alanin aminotransaminase (AST). Sedangkan yang ramai sekarang adalah Hepatitis Akut yang dinyatakan outbreak oleh WHO pada tanggal 15 April 2022 disebut dengan acute hepatitis of unknown origin (hepatitis akut tidak diketahui penyebabnya).
Disebutkan, Pada kasus terbaru ini, dilaporkan oleh WHO adanya peningkatan enzim hati bahkan sampai diatas nilai 500 IU/L disertai tanda kuning (jaundice), gangguan pencernaan seperti nyeri perut, diare, mual/muntah dalam kasus yang lebih berat. Dalam banyak kasus tidak didapatkan demam. Dilakukan pemeriksaan virus hepatitis A, B, C, D dan E namun tidak terdeteksi.
Sementara adenovirus adalah hipotesis yang mungkin, penyelidikan sedang berlangsung untuk agen penyebab.
"Sejauh ini yang saya ketahui sudah 169 kasus yang resmi dilaporkab WHO sebagai acute hepatitis of unknown origin. Sebagian besar kasus di Eropa dengan mayoritas di Inggris Raya dan kasus lain di Amerika, namun tidak sebanyak di Eropa," ungkap Meldy.
Katanya, Adenovirus telah terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus, dan dari jumlah kasus dengan informasi pengujian molekuler, 18 telah diidentifikasi sebagai tipe F 41. SARS-CoV-2 diidentifikasi dalam 20 kasus yang diuji. Selanjutnya, 19 terdeteksi dengan koinfeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.
"Sejauh ini yang telah dilaporkan bahwa penyakit ini menyerang anak mulai usia 1 bulan hingga 16 tahun. Tujuh belas anak bahkan dilaporkan membutuhkan transplantasi hati, dan terdapat satu kematian telah dilaporkan," Meldy menambahkan.
Katanya, memang untuk di Indonesia, sampai saat ini Kemenkes belum ada merilis resmi terkait kasus ini di negara kira. Namun perlu hati-hati, karena Jepang dan Singapura sudah melaporkan kejadian kasus serupa di negara mereka masing-masing.
Namun kita ada mendengar ada curiga kasus di Jakarta dengan seperti hepatitis akut tidak diketahui penyebabnya yang telah merenggut 3 nyawa anak. Tapi untuk sementara Kemenkes belum melakukan release resminya.
"Karena etiologi atau penyebab yang belum diketahui sampai sekarang, maka sebaiknya untuk menghindari kasus tersebut, maka kita harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Ajari anak untuk selalu cuci tangan, lakukan buang air besar pada jamban dan septic tank yang tertutup, kemudian memperhatikan higienitas atau kebersihan di sekitar, cuci sayur atau buah yang mau disantap dengan air masak, dan tutup selalu makanan yang disajikan di meja," pungkas Meldy.***(juns)