Kinerja Pelaksanaan APBN Dan Peran Kementerian Keuangan Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Di April 2022

BANJARMASIN - Ekspansi manufaktur global masih berlanjut, namun sedikit melambat pada April 2022. Perlambatan ini disebabkan berbagai tantangan global, seperti: restriksi Covid-19 ketat di Tiongkok, tensi geopolitik, disrupsi supply chain, dan kenaikan tekanan inflasi. Tekanan inflasi global dampak dari konflik geopolitik mendorong normalisasi kebijakan moneter negara maju. Hal ini menimbulkan volatilitas dan tekanan di pasar keuangan global serta memberikan downside risk terhadap prospek perekonomian global. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 dari yang sebelumnya 4,4 persen (yoy) menjadi 3,6 persen (yoy). Harga komoditi global masih mengalami peningkatan dan memberi tekanan pada inflasi domestik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pemerintah akan tetap mewaspadai perkembangan eskalasi risiko global saat ini terutama tekanan terhadap inflasi. Di sisi lain, kasus Covid-19 global dan domestik terus mengalami perbaikan. Akselerasi vaksinasi menjadi instrumen utama untuk transisi dari pandemi menuju ke endemi. Terkendalinya pandemi semakin mendukung peningkatan mobilitas dan perekonomian, utamanya saat Idul Fitri di mana antusiasme mudik melonjak setelah dua tahun pembatasan. 

"APBN masih menjadi instrumen yang luar biasa penting, di dalam mengelola seluruh perekonomian kita, baik dalam situasi pandemi, walau sudah mulai bisa dikelola dengan baik, maupun instrumen untuk mendukung pemulihan ekonomi yang menghadapi tantangan baru, 
Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal 1 tahun 2022 sesuai ekspektasi, meskipun di tengah penyebaran varian omicron dan gejolak geopolitik," ungkap Sulaimansyah, Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Kalsel, Rabu (25/5/2022).

PMI manufaktur Indonesia bulan April kembali menguat dan konsumsi juga diperkirakan semakin pulih. Laju ekspansi manufaktur Indonesia menguat ke 51,9 seiring kondisi ekonomi domestik yang membaik jika dibandingkan bulan Maret di angka 51,3. Peningkatan aktivitas ekonomi domestik juga terkonfirmasi dengan konsumsi listrik yang tumbuh tinggi untuk sektor rumah tangga serta industri dan bisnis yang tumbuh double digit. Dari sisi domestik, tren harga komoditas, aktivitas ekspor-impor dan mulai pulihnya konsumsi rumah tangga serta membaiknya kondisi pandemi berpengaruh positif bagi kinerja APBN di bulan April. Pendapatan negara tumbuh sangat baik didukung semua komponen pendapatan yang tumbuh tinggi sejak awal tahun. Optimalisasi kas melalui belanja negara dan investasi terus ditingkatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat di tengah guncangan. Sementara dari segi pembiayaan, dilakukan secara fleksibel merespon dinamika pasar, namun tetap terukur dan hati-hati. Demikian disampaikan pada publikasi APBN Kita edisi Mei 2022. Pemulihan Ekonomi Indonesia Tahun 2022 Terjaga Seiring Membaiknya Kondisi Fundamental Domestik Optimisme masyarakat meningkat pada April 2022 didorong oleh membaiknya persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dengan adanya penurunan kasus Covid-19, pelonggaran PPKM, dan pembolehan mudik. Mobilitas masyarakat terus naik dan aktivitas konsumsi masyarakat meningkat cukup signifikan. Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat, ditandai dengan IKK bulan April 2022 sebesar 113,1, lebih tinggi dari 111,0 pada Maret 2022. Selain faktor di atas, ditambah pemberian THR, dan gaji ke-14 terbukti meningkatkan aktivitas penjualan ritel masyarakat di bulan April yang diperkirakan meningkat secara bulanan 6,8 persen (mtm). Peningkatan didukung dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok peralatan informasi dan komunikasi, serta subkelompok sandang.
PERKEMBANGAN EKONOMI KALSEL
Tren peningkatan kegiatan ekonomi masyakarat masih mewarnai kondisi perekonomian  Kalimantan Selatan pada bulan April  2022.  Di sisi lain, tingginya peningkatan kegiatan masyarakat tersebut telah mendorong kenaikan inflasi pada bulan April 2022 di Kalimantan Selatan  menjadi sebesar 1,15 %, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu bulan Maret sebesar  0,93 %.  Sementara itu, kasus aktif Covid di wilayah Kalimantan Selatan pada bulan April  2022 menunjukkan  tren penurunan yang cukup siginifikan yang ditandai dengan penurunan positivity rate dari 0,47 pada bulan lalu menjadi 0,03 pada bulan April 2022.  Dibandingkan dengan  positivity rate nasional, kondisi di Kalimantan Selatan masih lebih rendah karena secara nasional menunjukkan  angka 0,09 dari jumlah penduduk. 
Kasus Covid 19 di Kalimantan Selatan pada bulan April 2022 memasuki  fase penurunan yang sangat signifikan. Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi kasus aktif pada akhir April 2022 hanya sebanyak 23 orang penderita.   Sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan berada dalam zona risiko sedang kecuali kabupaten HSS , HST , Tanah Bumbu serta Tabalong yang berada pada zona rendah. Sedangkan progres vaksinasi sampai dengan akhir April 2022 sudah mencapai 90,67 % dari sasaran vaksin atau sebanyak 5,21 juta orang telah divaksin dengan rincian vaksin dosis 1 sudah 93,23 %,  vaksin dosis 2 sudah 73,43 % serta vaksin dosis 3 sudah 14,67 %  dari target.

Masih tingginya aktivitas ekspor batubara dan CPO denga harga jual  tinggi telah menyebabkan terjadinya surplus perdagangan di Kalimantan Selatan pada bulan April 2022 yaitu  tercatat sebesar US$ 1,18 miliar dollar. Di sisi impor juga mengalami pertumbuhan seiring peningkatan kegiatan perekonomian masyarakat namun tidak sebesar pertumbuhan ekspornya.  

Hal tersebut telah berdampak pada pendapatan negara yang berhasil dihimpun sampai dengan bulan April  2022  yang menunjukkan angka sebesar Rp.5,64 Trilyun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 82,37  % dari periode yang sama tahun yang lalu dengan selisih lebih tinggi sebesar Rp. 2,54 Trilyun.  Sementara itu di sisi belanja negara sampai dengan bulan April  2022 di wilayah Kalimantan Selatan sudah direalisasikan belanja negara sebesar Rp.8,17 Trilyun. Angka  tersebut hampir sama dengan realisasi belanja negara pada periode yang sama tahun lalu. 

PENDAPATAN  NEGARA

Capaian pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan  sangat dipengaruhi fluktuasi kegiatan perekonomian regional. Sampai dengan 30 April  2022, kondisi perekonomian masih menunjukkan tren positif. Pengaruh tingginya penerimaan negara yang berasal dari aktivitas pertambangan pada masa semester II 2021 ternyata berdampak pada penerimaan perpajakan pada bulan April 2022. Hal tersebut ditandai dengan kinerja pendapatan negara mencapai Rp.5.639,17 miliar atau 53,10 % dari target, tumbuh lebih tinggi sebesar 82,37 % dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun 2021, atau meningkat sebesar Rp.2.546,95 miliar. 
Realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir April  2022 telah mencapai Rp.5.180,44 miliar atau 53,25 % dari target APBN 2022 sebesar Rp 9.728 miliar. Realisasi penerimaan pajak tersebut tumbuh sebesar 92,16 % (y-o-y). Sedangkan realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai telah mencapai Rp.356,47 miliar hingga akhir April  2022. Angka tersebut telah melewati angka target dengan capaian 213,57 % dari target yang ditetapkan. Sementara itu realisasi pendapatan negara yang berasal dari PNBP di  wilayah Kalimantan Selatan mencapai nilai Rp 458,73 miliar atau 51,38 % dari target. 

BELANJA NEGARA 

Realisasi belanja negara sampai dengan bulan April  2022  mencapai Rp.8.172,80 miliar atau 32,61 % dari pagu. Secara total , capaian realisasi belanja sampai dengan April 2022 sama dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu. Untuk Belanja K/L tercatat realisasi sebesar Rp.2.052,67 miliar ( 25,12 % pagu), Belanj tersebut telah digunakan untuk : (1) gaji dan tunjangan ASN/Anggota TNI/POLRI sebesar Rp 952 Miliar, (2) THR sebesar Rp 173 Miliar, (3) Belanja operasional K/L sebesar Rp 591 Miliar, (4) Layanan RS sebesar Rp 16 Miliar, (5) barang yang diserahkan ke masyarakat sebesar Rp 31 Miliar, dan (6) belanja modal sebesar Rp 281 Miliar. Pemerintah terus melakukan perbaikan regulasi untuk peningkatan kualitas dan percepatan realisasi belanja, seperti melalui reformulasi IKPA.
Untuk penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) di Kalimantan Selatan sampai dengan akhir April 2022  tercatat sebesar Rp 6.120,13 milyar atau 36,23 % dari pagu. Bila dibandingkan realisasi tahun lalu, terjadi kenaikan sebesar 2,3 % (yoy) yang disebabkan sudah mulai  disalurkannya penyaluran TKDD periode triwulan II pada bulan April 2022 ini. 
Untuk penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH)  dan Dana Alokasi Umum (DAU)  sampai   dengan bulan April 2022 masing-masing telah mencapai Rp 1.712,01  miliar ( 39,77 % pagu) dan Rp. 3.044,14 miliar ( 40,65  % ).   Sementara itu untuk penyaluran DAK Fisik dan Non Fisik sampai dengan akhir bulan April 2022 di wilayah Kalimantan Selatan telah direalisasikan sebesar Rp. 794,08 miliar ( 22,16 % pagu ) yang berasal dari DAK Fisik dan non Fisik. Sedangkan penyaluran Dana Desa wilayah Kalimantan Selatan  telah mencapai Rp 554,65 miliar atau sebesar 38,88 % dari pagu. Realisasi tersebut lebih tinggi 33,0 %  dari periode yang sama tahun yang lalu yang dapat mencairkan dana desa senilai Rp. 417,03 milyar. 
Realisasi PC-PEN di Kalimantan Selatan hingga akhir April  2022 baru mencapai Rp.412,15 miliar yang terdiri dari PKH sebesar Rp.102,33 miliar untuk 99.080 KPM, Kartu Sembako sebesar Rp.116,14  miliar dengan penerima sejumlah 107.949 KPM dan BLT Dana Desa Rp.188,79 miliar untuk 156.326 KPM serta BLT Migor sebanyak 4,89 miliar untuk 16.286 penerima. Masih kecilnya realisasi PC-PEN 2022 di Kalsel dikarenakan sebagian besar data klaster PC PEN 2022 belum bisa di breakdown ke seluruh provinsi.  

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Total penyerapan belanja APBD lingkup Kalimantan Selatan sampai akhir April 2022 mengalami peningkatan kinerja yang lebih baik disbanding tahun lalu yaitu telah mencapai 21,09 %  atau Rp 5.510,90 milyar dari total pagu Rp. 26.130,92  milyar. Meningkatnya realisasi belanja APBD menyebabkan menurunnya saldo uang negara yang mengendap pada bank menjadi sebesar Rp 609 Miliar. Pemerintah daerah perlu mengantisipasi dari dampaknya ekonomi global terhadap sector belanja APBD terutama dalam menjadi daya beli masyarakat sebagai akibat inflasi.
Sedangkan realisasi pendapatan mencapai  31,15 % dari  target sebesar Rp. 23.553,29  milyar yaitu sebesar Rp. 7.337,70  milliar, yang dikontribusikan dari pajak daerah dan lain-lain pendapatan daerah.***(juns)
Lebih baru Lebih lama