Rumah Lanting Rumah Terapung Jaga Kelestariannya

 
BANJARMASIN - Rumah Lanting Rumah Terapung yang ada di Pinggiran Sungai, dibangun oleh Warga Kota Banjarmasin sejak jaman dahulu, untuk hidup, baik untuk berusaha maupun tempat tinggal.

Inilah yang menginspirasi Bunda Fatimah Adam dan Ayah, berduet dalam lagu berjudul Rumah Lanting yang dapat kita nikmati di YouTube.

Kata Bunda Fatimah, Semua aktifitas dilakukan di Rumah Lanting sampai dengan BAB (Buang Air Besar), sehingga sungai dirasakan kotor tercemar oleh apa yang dilakukan oleh Warga Penghuni Rumah Lanting.

Sehingga pada masa itu Rumah Lanting ditertibkan oleh Pemerintah untuk tidak lagi keberadaannya di atas sungai di sekitaran Kota Banjarmasin dan kemudian lokasi tersebut digantikan oleh pembangunan siring untuk mendukung keindahan Kota Banjarmasin yang dikenal Seribu Sungai dan diharapkan menjadi Kota Terindah di dunia.

Suatu hari ternyata Pemerintah Pusat menghargai warisan budaya tak benda juga benda, sehingga semua nilai- nilai seni budaya tradisional warisan dari Nenek Datu kembali terangkat dan dilestarikan keberadaannya, salah satunya adalah Rumah Lanting, yang menarik untuk dilestarikan dikarenakan banyak yang dapat diperhatikan filosofi dari Rumah Lanting, baik dari segi bagaimana pemilik rumah mampu membangun rumah di atas lanting , bagaimana jenis kayunya dan bagaimana cara membangunnya, selain itu juga bagaimana warga bisa tinggal di Rumah Lanting yang sangat tergantung suasana pasang surut air dan juga bagaimana pengaruh gelombang air bagi penghuni Rumah Lanting .

Alhamdulillah di Banjarmasin tidak semua Rumah Lanting ditertibkan, di pinggiran masih terdapat beberapa Rumah Lanting seperti di Mantuil Banjarmasin Selatan, masih ada 4 buah Rumah Lanting yang dimiliki warga, dan warga yang mendiami Rumah Lanting ini pekerjaan utamanya berdagang, terutama untuk keperluan kapal- kapal yang melintas di Sungai Martapura/ Barito, artinya Rumah Lanting ini sangat diperlukan oleh pengguna sungai karena menyediakan keperluan pengguna kapal, selain berdagang bahan pokok dan lain sebagainya.

Memperhatikan beberapa hal tersebut, alangkah bijaknya jika Pemerintah  kembali peduli bagaimana agar Rumah Lanting yang masih ada dipelihara , dibantu dilestarikan keberadaannya dan diperhatikan dengan tetap diberi fasilitas bagaimana agar tidak mencemari sungai, namun tetap menjadi aset wisata kebanggaan Kota Seribu Sungai untuk menjadi Kota terindah di dunia.


Demikian juga Generasi Penerus dapat mempelajari bagaimana bangunan Rumah Lanting bisa bertahan di air dan bagaimana warga bisa bertahan hidup di Rumah Lanting dengan gelombang air pasang surut, dan bahkan di pinggiran sungai yang cukup besar .

Siapa lagi yang peduli seni budaya Banua, kalau tidak kita semua.

Berbagi manfaat kehidupan, semoga diberi kekuatan dan selalu dalam RidhoNya.(Juns)
Lebih baru Lebih lama