Gerakan Sekolah Menyenangkan Berbasis Perhatian Keperluan Anak Didik

 
BANJARMASIN - Gerakan Sekolah Menyenangkan idealnya sebuah pendidikan. Karena sebelum menjadi seorang Guru menurut Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Provinsi Kalimantan Selatan Dr H Jarkawi MMPd, sudah ada ilmu mendidik. Sehingga ada keterampilan-keterampilan verbal dalam Bahasa Mendidik.

"Saya rasa kita kurang fokus saja dalam pencetakan profesi dalam hal pedagogik. Jadi Gerakan Sekolah Menyenangkan itu idealnya memang demikian," ungkap Jarkawi. 

Sedangkan menyinggung masih ada Guru yang mendidik dengan bahasa verbal yang kurang santun, harus mengubahnya.

"Jadi kalau Gerakan Sekolah Menyenangkan itu, idealnya memang begitu. Nah kalau bagaimana sekarang ini terjadi ada Guru-guru yang menggunakan verbalnya seakan-akan membuly, umpama : Hei Kamu kalau tidak mengerjakan (tugas) akan berdiri di depan kelas. Atau akan mendapatkan sanksi (hukuman). Ada Pedagogiknya tapi itu ada unsur sedikit bully-nya. Saya rasa itu bagaimana membuat kalimat-kalimat yang sifatnya edukasi. maka itu pembelajaran itu adalah Psikoedukasi. Bagaimana memberikan pembentukan karakter pribadi itu berbudi pekerti yang halus, tentu diawali dengan kata-kata," Jarkawi mengingatkan.  

Gerakan Sekolah Menyenangkan juga dirasakan rombongan SMKN 1 Banjarmasin yang dipimpin kepala sekolah Hj. Agustin Purnomosari SPd MPd, saat mengunjungi SMK Raden Umar Said Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah. Saat Anak Didik maupun Guru yang terlambat datang, diberikan sanksi atau hukuman dengan membaca istiqfar. Sehingga pembinaan yang sangat bagus itu, membuat suasana di sekolah sangat nyaman. 

"Kalau saya sendiri, kemarin ketika Kepala Sekolah SMK Raden Umar Said, Fariddudin, menyampaikan bagaimana Beliau memberikan pembelajaran yang menyenangkan buat anak. Sebelumnya Beliau, ketika ada Anak (Didik) maupun Guru yang terlambat (datang ke Sekolah) itu dihukum dengan hukuman ada yang disuruh hormat Bendera (Merah Putih) dan lain-lain. Ternyata itu malahan tidak efektif. Lalu Beliau ubah, ketika anak (didik) atau Guru ada yang terlambat datang, disuruh membaca Astagfirullah Hal Adjim. Mohon ampun. Ternyata malah itu yang efektif. Sehingga tidak terlambat lagi. Mereka mungkin melakukan kesalahan, tetapi disisi lain mungkin dia dapat pahala karena membaca istighfar tersebut. Jadi sampai ke hati," ungkap Agustin.***juns
Lebih baru Lebih lama