BANJARMASIN - Yayasan Tarbiyatul Islam Muara Teweh, Kalteng, mengunjungi PAUD Terpadu Inklusi Pelita Hati Banjarmasin, Kamis (29/9/2022)
Dalam kegiatan Studi Tiru tersebut, Kepala Sekolah PAUD Terpadu Inklusi Pelita Hati Banjarmasin, H Basuki Rohmad SAg SPd kepada RRI mengatakan, dari mereka yang datang, menanyakan Manajemen sekolahnya.
Dikatakan, Menejemen yang dilakukan Pelita Hati seperti Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang melakukan berbagai macam pelatihan di bidang digitalisasi yang menggunakan Akun Belajar ID dan di dalamnya ada Google Slide, Google Sites, Google Form hingga Google Docs dan lain sebagainya yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
"Di Google Slide mereka membuat berbagai macam materi yang dibuat seperti flyer untuk kegiatan presentasi dan lain sebagainya. Tapi di Google Side, mereka membuat Website untuk sekolah ini, yang memuat informasi tentang kegiatan yang ada di sekolah. Sedangkan di Google Docs mereka membuat Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan. Juga untuk modul ajarnya ada di sana. Dan itu berkolaborasi antara Guru yang satu dengan yang lain. Karena mereka menggunakan Drive Bersama," ungkap Rohmad.
Sedangkan Edy Junaidi SPd MA, Kabid PAUD Disdik Kota Banjarmasin mengharapkan PAUD Terpadu Inklusi Pelita Hati sebagai tempat Studi Tiru diimplementasikan oleh teman-teman para pengunjung dari Yayasan Tarbiyatul Islam Muara Teweh, Kalteng dan pihaknya siap kedepannya jika ada hal yang disharingkan atau didiskusikan terkait dengan implementasi kurikulum Merdeka Belajar Sekolah Penggerak yang ada di Muara Teweh.
Tahun 2024 Kurikulum Merdeka sudah wajib dilaksanakan, sehingga sekarang pihaknya menurut Edy, Disdik Kota Banjarmasin berencana melaksanakan Pelatihan Akbar PAUD se Kota Banjarmasin tanggal 4-6 Oktober 2022.
"Itu menjadi momen bagi kami untuk setidak-tidaknya mensosialisasikan secara garis besar dan mungkin nanti ada pembimbingan minimal separo Guru PAUD di Banjarmasin terkait dengan implementasi kurikulum Merdeka Belajar," ungkap Edy. Dia juga berharap, dengan bantuan Para Pengawas TK, Penilik PAUD dan Dikmas yang ada di Kota Banjarmasin bisa lebih intensif lagi memberikan bimbingan kepada yang lain di satuan PAUD Kota Banjarmasin.
Sementara itu, Ika Afriana Dahliani, Fasilitator Untuk Program Sekolah Penggerak menyatakan, punya ilmu agar berbagi karena akan bertambah dan adanya kunjungan tersebut akan dibagikan apa-apa yang sudah diimplementasikan, terutama terkait dengan program Sekolah Penggerak.
"Diharapkan teman-teman yang berkunjung melakukan studi tiru, bisa melihat dari kegiatan pembelajarannya, manajerialnya, manejemen di sekolah inklusi Pelita Hati, sampai mungkin terkait hal-hal teknis tugas dan fungsi guru," ungkap Ika.
Dirinya sebagai Fasilitator untuk Sekolah Penggerak, namun diluar tugasnya, Ika menyebutkan sering berbagi dengan sekolah-sekolah lain yang bukan Sekolah Penggerak. Ketika mereka bertanya ataupun ketika mendapatkan kendala dalam implementasi kurikulum merdeka ataupun hal-hal yang kurang dimengerti.
Program Sekolah Penggerak yang saat ini sudah berada di angkatan ketiga, belum ada pendaftaran untuk angkatan keempatnya. Namun yang belum menjadi Sekolah Penggerak dan mau mengimplementasikan kurikulum merdeka, dapat melakukan secara mandiri dengan pilihan seperti melaksanakan kurikulum merdeka yang baru atau tetap melakukan kurikulum yang ada.
"Kalau mereka ingin melaksanakan kurikulum merdeka, Pemerintah sudah menyediakan bantuan untuk mereka melaksanakan secara mandiri walaupun tanpa fasilitator, antara lain dengan platform merdeka mengajar yang sudah tersedia di Google Play Store dan bisa didownload belajar mandiri di sana. Selain itu dengan pengoptimalan dengan Komunitas Belajar.
"Diharapkan sekolah-sekolah, baik itu di internal sekolah maupun di Forum Guru dan forum Kepala Sekolah mengoptimalkan Komunitas Belajar. Di komunitas ini belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka. Saat mendapatkan kendala atau hambatan dalam pengimplementasiannya, dapat berdiskusi di forum tersebut," pungkas Ika***juns