BANJARMASIN - Senin pagi (26/9/2022) beberapa orang Pengurus Pertuni datang ke Kantor Dinas Sosial provinsi Kalimantan Selatan. Mereka mendapatkan bantuan paket sembako, termasuk semua anggotanya di Kalimantan Selatan juga mendapatkan bantuan tersebut.
H Achmadi S Sos, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Provinsi Kalsel, kepada RRI mengatakan, pihaknya merasa bertanggungjawab karena Pertuni juga binaan dari Dinsos Provinsi Kalimantan Selatan. Karena mereka juga orang-orang yang juga menghadapi inflasi yang tinggi dengan daya beli yang sangat terbatas.
Dikatakan, bantuan diserahkan secara simbolis kepada 4 wilayah, yaitu: Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut.
"Mereka kemarin meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan. Maka bantuan ini tadi kami serahkan oleh Ibu Kepala Dinas (Sosial) kepada 300 orang anggota Pertuni di seluruh Kalimantan Selatan. Kami berikan sembako yang minimal bisa membantu mereka. Walaupun ini secara instan. Tetapi sedikit bisa membantu mereka menghadapi permasalahan inflasi yang begitu tinggi dan daya beli mereka yang tidak terjangkau oleh hal-hal yang bersifat untuk kebutuhan dasar mereka. Kebutuhan sembako ini harus kami penuhi. Mereka bagian dari Kita. Itu yang harus kita lakukan," ungkap H Achmadi, Senin (26/9/2022).
Sedangkan Agus Hidayat, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Tuna Netra Indonesia (DPD Pertuni) Kalimantan Selatan menyampaikan terimakasih atas bantuan dari Dinas Sosial sebanyak 300 paket untuk dibagikan ke seluruh anggotanya se Kalimantan Selatan di 13 Kabupaten/ Kota.
"Banjarmasin tadi 46 orang, Banjarbaru 74 orang, Martapura 38, Pengurus DPD 20 orang, Pelaihari 25 orang, selanjutnya ke Rantau, Kandangan, Barabai, Balangan, sampai Tabalong, Amuntai dan kembali ke Marabahan sampai ke Batulicin, Kotabaru. Rencana besok (Selasa 27/9/2022) kami akan ke Hulu Sungai untuk membagi sembako itu. Karena tadi mau diundang ke sini, kejauhan, kasihan. Biayanya besar ongkosnya ke sini," ungkap Agus.
Diakuinya, rata-rata penyandang disabilitas khususnya tuna netra ini profesinya pijat (urut). Karena adanya Pendemi Covid 19, membuat jatuh total karena tidak boleh bersentuhan. Apalagi profesi tukang pijat harus memegang. Sehingga hampir 100 persen tidak bisa usaha. Namun untungnya anggota Pertuni di Banjarbaru ditampung di Trikora, yangmana 34 perumahan dapat dijamin termasuk makan, PDAM dan Listrik. Yang sekarang berlanjut dibawah kepemimpinan Walikota berikutnya. Namun di wilayah lain tidak demikian, sehingga banyak anggota Pertuni Kalsel yang disebutnya Konser di berbagai SPBU maupun di depan kantor PLN menyanyi dan ada yang membantu. Sehingga Pengurus tidak dapat mengatasi hal ini. Walaupun demikian, juga sudah ada siraman rohani berupa pengajian di berbagai daerah seperti Trikora Banjarbaru, Rantau dan beberapa wilayah lainnya setiap bulan sekali. Yang dibantu untuk biaya konsumsinya.***juns