Yanuar Soroti Banjarmasin dan Tekad Benahi Kampus Untuk Mencapai Kemajuan


BANJARMASIN - Bersyukur, karena apresiasi penilaian secara nasional. Merasakan selama ini tingkat kegaduhan, kenyamanan saat tinggal, akses, aksesibilitas, sepertinya sudah memenuhi kriteria-kriteria tersebut. 

Demikian diungkapkan Dr Yanuar Bachtiar SE MSi, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin. 

Tapi tegasnya, jangan cukup berbangga sampai disitu, karena banyak persoalan yang mengganjal selama ini, misalnya sisi kebersihan lingkungan termasuk dalam kampus.

"Kebiasaan-kebiasaan kita seperti ini jadi persoalan sebenarnya. Dari sisi lain yang sangat membutuhkan perhatian kita semua yaitu Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di Banjarmasin sangat terbatas. Beda dengan kota-kota yang sudah maju. Di kawasan ini banyak titik TPS. Ini sebenarnya juga membuat kenyamanan dari segi keindahan." Yanuar menegaskan.

Sisi lain yang menjadi PR ( Pekerjaan Rumah)  bersama, menurut Yanuar, mengenai adanya komunitas tertentu yang kadang-kadang menganggap sebagai dirinya "Superior" yang terlihat dan perlu mendapatkan perhatian. Hal ini karena Kota ini wadah bagi semua orang. Tidak saja komunitas-komunitas tadi yang bisa mengganggu ketertiban dan kenyamanan kita.

Menyinggung Miras dan Narkoba, kata Yanuar, sulit untuk mendeteksi Narkoba dan Miras. Pihaknya hanya sebatas kampus, tapi di luar dari kampus cukup marak dan polanya terselubung, sehingga sulit untuk diungkapkan.

Sedangkan mengenai penilaian bahwa STIEI dengan berbagai progresnya saat ini, dinilai akan menjadi salah satu kampus terkemuka nantinya.

Menanggapi hal ini, dengan rendah hati Yanuar menyebutkan, sangat berterimakasih dengan adanya apresiasi tersebut dan diakuinya selama ini media cukup baik bekerjasama dengan STIEI. Tapi sebenarnya cukup banyak yang harus diperbaiki dan benahi di  STIEI Banjarmasin.

"Sehingga kedepannya kami berharap kampus kami ini sudah bisa menyesuaikan  dengan Revolusi Industri khususnya 4.0. Ini sebenarnya yang menjadi pikiran kami. Kalau fasilitas saya pikir sudah mulai tertata rapi," ungkap Yanuar.

Menurutnya, hanya sedikit demi sedikit lagi ada pembenahan. Tetapi yang paling penting sebenarnya bagaimana kita bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi. Ini yang masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah)
besar kami untuk menyelesaikannya.
Selain sarana dan prasarana. Juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang perlu kita siapkan. Ini yang menjadi persoalan.

"Contohnya saja, ketika kami ingin membuktikan jurusan Teknologi Informasi itu, begitu sulitnya kita mencari lulusan-lulusan Seorang Magister yang berbasis komputer. Ini persoalan yang krusial sekali. Padahal kita sudah memasuki era yang sedemikian rupa tentang perubahan teknologi informasi yang begitu cepat. Yang kalau kita tidak bisa di depannya, kita paling tidak bisa mengimbangi perubahan itu. Ini yang menjadi pikiran kita bersama-sama kedepan," pungkasnya.***juns
Lebih baru Lebih lama