BANJARMASIN - Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga diisi dengan kegiatan Ikrar Bersama untuk ikhtiar stop terhadap bullying anti perundungan.
Kepala Sekolah SMKN 3 Banjarmasin Mohammad Ali Muksin, SPd MM mengatakan, untuk program bullying sudah disusun roadmapnya dan mulai tahun lalu menghadirkan dari Perlindungan Anak, Polres dan juga dari beberapa Instansi terkait.
Bahkan Senin kemarin kita hadirkan Doktor Psikolog dalam rangka mengawal program ini untuk memastikan agar berjalan dengan baik. Sehingga beberapa program yang tentunya nanti melalui penyadaran kepada Siswa dan seluruh Warga SMKN 3 Banjarmasin, kemudian melibatkan orangtua dan masyarakat. Secara khusus di sekolah peran Guru dan Wali kelas serta ada Tim.
"Tim kami namanya Tim Profil Pelajar Pancasila dan Tim Penguatan Karakter. Inilah nanti yang melakukan kontrol dan pengawasan, juga terus memberikan penyadaran. Tapi satu sisi juga nanti ada reward dan punishm juga dilakukan," ungkap Ali Muksin.
Hal ini karena di sekolah membangun kesadaran yang tidak serta merta langsung diterapkan kesadarannya itu berangkat dari hati mereka, tetapi juga harus dipayungi oleh aturan-aturan. Sehingga untuk mentaati itu. Walaupun di sini adalah membangun kesadaran bersama untuk mencintai kepada sesama.
"Karena dengan tidak menghapaki, tidak melakukan bullying ataupun tidak melakukan perundungan itu, maka diharapkan rasa bahagia rasa senang kepada Siswa dan Guru dalam menciptakan Eko Sistem pembelajaran yang baik. Sehingga mood belajarnya menjadi baik. Sehingga akhirnyapun menjadi baik. Belajarnya berhasil. Soft Skillnya, karakternya, attitude baik, tapi juga diimbangi hard skill juga baik," Ali Muksin menambahkan.
Disebutkan, ada kategori-kategori yang masuk klasifikasi bullying. Termasuk jika bercanda, sebatas apa candaan itu.
"Karena justru bullying itu kadang terjadi karena candaan. Tapi kalau canda-canda ringan itu tidak apa-apa. Karena kita bentuk keakraban dari canda itu," pungkasnya.
Sementara itu, kegiatan di SMKN 3 Banjarmasin mendapatkan perhatian dari Dr H Jarkawi MMPd, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Provinsi Kalimantan Selatan, dan menyebutkan program yang sangat bagus dan perlu didukung. Namun saran Jarkawi, agar mengoptimalkan peran Guru Bimbingan Konseling (BK). Sehingga penanganannya bersifat preventif, kuratif dan adaptif yang difungsikan oleh Guru BK. Karena itu ranah dia bekerjasama dengan Bidang Kesiswaan.
"Mungkin koordinatornya yang bagus itu Guru BK. Atau Penanggungjawabnya Guru BK. Di atasnya Pembina Kepala Sekolah. Kemudian Bidang Kesiswaan. Itu dirasakan Jarkawi, sebagai hal yang positif.
"Tapi saya mengingatkan. Itu yang berperan lebih banyak Guru BK. karena dia akan membuat pelayanannya teraplikasi di sana, penanganan bullying itu," Jarkawi mengingatkan.
Agar Bullying tidak ada lagi di sekolah, Forsiladi Kalsel membuka diri untuk bekerjasama karena menurut Jarkawi, di organisasi ini ada berbagai Doktor yang berada di bidang pendidikan maupun sampai pengembangan informasi teknologinya. Juga ada ustadznya, dalam aspek relegius untuk penanaman nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Baik yang bergelar Doktor hingga Professor.
Disebutkan, Anak di sekolah perlu diedukasi. Sehingga perlu kerjasama antara orang tua dan sekolah. BK juga harus terlibat dalam hal ini.Karena BK itu programnya pembentukan karakter lebih fokus kesana. Karena beda Guru Mata Pelajaran dengan Guru BK itu. Ada ranahnya.
"Kalau Guru Mata Pelajaran lebih dominasinya kepada transfer pengetahuan dalam bidang keilmuan. Sedangkan Guru BK transfer dalam hal pembentukan sikap. Jadi ranah itu lebih dominan pada pembentukan karakter itu," tegas Jarkawi.
Jarkawi juga menawarkan kerjasama dengan Prodi Bimbingan Konseling Uniska yang memiliki ahli penanganan bidang konselingnya dan bahkan satu mata kuliah mengenai konseling. Sehingga untuk mumpuni dapat ditingkatkan dengan workshop di Uniska.***juns