BANJARMASIN - Jaringan pipa untuk limbah yang dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pengelolaan Air Limbah Domestik (Pald) Kota Banjarmasin, saat ini masih sangat terbatas, yang untuk melayani pelanggan niaga di Kawasan Jalan Ahmad Yani Banjarmasin, menggunakan sistim mobile, yang diambil setiap hari oleh Mobil Pengelola Air Limbah Domestik tersebut.
Manager Umum Perumda Pald Banjarmasin Ros Ayu Inta Anggraini, SR. MM kepada RRI mengatakan, pemasangannya karena membutuhkan anggaran biaya yang cukup besar. Kemudian pemasangan karena air limbah sistim gravitasi, maka sampai titik tertentu harus ada pompa.
“Gravitasi diangkat lagi. Gravitasi. Jadi yang paling dalam, mungkin 4 sampai 5 meter dan cukup sulit menggali tanahnya. Apalagi Banjarmasin struktur tanahnya gambut. Kemudian jalan Nasional, harus izin ke Pusat. Prosesnya panjang,” Ayu menjelaskan.
Untuk hal inipun, belum pasti tahun depan bisa digarap, karena menurut Ayu, memikirkan anggaran, dan juga dalam pemasangan pipa harus memperhatikan pengembalian jalan seperti apa. Cara menggali menggunakan apa.
“Keinginan kami sistemnya individual saja. Kaya komunal. Tapi sistemnya tetap mobile. Tidak jaringan,” ungkap Ayu, menambahkan.
Untuk pipa di kawasan perumahan, juga menjadi kendala, karena kata Ayu, kalau perumahan sudah bagus, banyak warga komplek tidak mau, dengan alasan nanti jalannya rusak. Apalagi depan rumah sudah menggunakan tehal segala macam. Itu salah satu kendala teknis, membuat pemasangan pipa air limbah terkendala. Hal ini juga termasuk kendala terkait tarif.
“Juga tarif. Walaupun tidak mahal sekali. Untuk umum 25 persen dan MBR 12,5 persen dari pembayaran air bersih PAM Bandarmasih Kota Banjarmasin,” tutur Ayu.
Tahun 2023 ada rencana penyesuaian kebijakan, misal yang sekarang ditagih cuma pelanggan Perumda Pald. Mungkin kebijakan nanti, semua pelanggan PDAM dikenakan tarif seperti sampah. Namun belum tentu dimulai Januari 2023 mendatang, karena harus ada kajian dan sosialisasi.
Di tempat terpisah, Mila selaku Marketing Fave Hotel menyebutkan, sebagai pelanggan niaga dengan sistim mobile. Katanya, setiap hari diangkut. Biasanya siang. Dan berlangganan itu dilakukan sudah lebih dari dua tahun.
“Siang itu tamu tidak terlalu penuh. Biasanya siang,” kata Mila, sembari menambahkan, sejauh ini belum ada kendala. Masih aman-aman saja.
Sedangkan mengenai sampah makanan, jelas Beben dari Bagian Operasional hotel tersebut, sampah makanan atau limbah makanan, setiap subuh biasanya diangkut oleh Tim dari Dinas Kebersihan.
“Sistemnya kontrak. Rutin setiap hari sudah pasti ngambil,” jelas Beben.
Pada Sabtu dan Minggu, tamu di hotel itu, cukup banyak dan secara otomatis diakui Beben, limbah makanan atau sampah makanan juga banyak dihasilkan.***juns