BANJARMASIN - Sebagai bentuk modernisasi layanan dan fungsi untukmenopang keberlangsungan perusahaan, Bank Kalsel melakukan pengembangan aktivitas Treasurynya.
Tidak hanya berfungsi sebagai pengelola likuiditas saja, namun pengembangan tersebut menekankan peran Treasury sebagai unit kerja bisnis yang menghasilkan income (profit centre) guna mendukung strategi bank dalam optimalisasi pendapatan, khususnya dari aktivitasTreasury melalui transaksi Money Market dan Fixed Income.
Atas visi tersebut, Bank Kalsel meresmikan Dealing Room Bank Kalsel yang beroperasional di Bank Kalsel Kantor Cabang Jakarta, Senin (12/12/2022).
Dealing Room Bank Kalsel merupakan
satuan kerja pada Divisi Treasury Bank Kalsel yang berfungsi menyesuaikan (matching), mengelola(manage) dan mengendalikan (control) risiko pasar.
Dealing Room bertanggung jawab dalam
pelaksanaan manajemen serta pengendalian risiko pasar sesuai dengan kewenangan yangdiberikan. Selain itu, bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan bisnis unit untukmenetapkan harga (pricing) dari risiko pasar untuk diaplikasikan pada produk dan jasa bank.
Peresmian Dealing Room Bank Kalsel disimboliskan dengan Pengguntingan Untaian Pita oleh Direktur Utama Bank Kalsel, Hanawijaya, dengan didampingi Perwakilan Kepala PenghubungProvinsi Kalimantan Selatan, Drs. Khairul Saleh, Kepala Divisi Pelatihan ASBANDA, Srimugiany, danDirektur Utama Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Hariyadi Sukamdani.
Turut berhadir Kepala Kantor Dealing Room Bank Pembangunan Daerah dari Bank DKI, Bank BJB, Bank Sumsel Babel, Bank Jambi,Bank Nagari, dan Bank Kaltimtara, Direktur Bisnis dan Group Head Support Bank Kalsel sertaJajaran Kepala Divisi dan staf Bank Kalsel.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Kalsel, Hanawijaya, menyampaikan bahwa keuntungandengan adanya Dealing Room, akan membuka peluang bisnis, kerjasama dan jaringan yangsemakin luas, lebih dekat dengan Peserta Pasar Uang, meningkatnya profitabilitas dan lainnya.
"Diharapkan dengan pembangunan Dealing Room Bank Kalsel di Jakarta yang dilengkapi saranadan prasarana yang memadai dan representatif, selain dapat menunjang pengembangan transaksi
Treasury yang lebih profitable, namun tetap dapat terukur risikonya dan juga lebih dekat danmudah mengakses ke pasar keuangan dan pasar modal" tutur Hanawijaya.***