BANJARMASIN - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan Darmansyah mengungkapkan, masih tingginya perbedaan presentasi antara Inklusi dan Literasi Keuangan masyarakat yang ada Banua.
“Inklusi Keuangan kita di Provinsi Kalsel itu mencapai 81 persen loh, ini sangat tinggi walau masih rendah dibanding nasional yang mencapai 85 persen. Namun itu berbanding terbalik dengan Literasi Keuangan kita yang hanya mencapai 40 persen,” ungkap dia saat kegiatan ramah tamah bersama Insan Pers, Selasa (14/3/2023) di Effronte Cafe Banjarmasin.
Dari data tersebut menunjukan bahwa banyak masyarakat di Provinsi Kalsel yang dapat mengkases berbagai layanan lembaga keuangan namun tidak memahaminya secara baik dan utuh.
“Akibatnya apa, ini bisa menjadi celah yang menjanjikan bagi pelaku kejahatan untuk menipu masyarakat, salah satunya melalui investasi bodong,” tambahnya.
Melihat kenyataan itu OJK Regional 9 Kalimantan berkomitmen di tahun 2023 ini akan melakukan sejumlah langkah strategis dalam meningkatkan presentasi literasi keuangan masyarakat di Provinsi Kalsel.
Salah satunya melalui sosialisasi Literasi Keuangan ke kalangan ibu-ibu hingga daerah-daerah di Provinsi Kalsel yang masuk dalam kategori 3 T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal).
“Kenapa ibu-ibu, karena kalau mereka bagus Literasi Keuangannya mereka bisa mengajarkannya minimal kepada suami, anak dan keluarga terdekatnya,” tambahnya.
“Lalu kenapa daerah kategori 3 T, karena makin kesini pelaku kejahatan dalam menipu masyarakat tidak lagi berfokus di wilayah perkotaan, tapi sudah masuk ke wilayah pedesaan,” timpalnya lagi.
Selain berbagai cara tadi dirinya pun meminta Media untuk bisa ikut berpartisipasi dalam rangka meningkatkan Literasi Keuangan di Provinsi Kalsel.
“Karena hanya dengan kolaborasi dengan semua pihak, termasuk media, kita bisa meningkatkan Literasi Keuangan di Provinsi Kalsel sesuai dengan harapan dan target yang dicanangkan,” tukasnya.[Junaidi]