Buka Puasa, Aktivitas MES Hingga Tukar Uang Warnai Ramadhan 1444 Hijriyah

 
BANJARMASIN - Dalam kesibukan mengurus Perusahaan dan mengetuai gerak langkah Koperasi Konsumen Syariah Ar Rahmah, Sutjipto menyatakan bersyukur diberi kesempatan berkontribusi di Bulan Ramadhan ini. 

Untuk kegiatan puasa, dirinya dilibatkan di Mesjid As Salam Samsat UPPD Banjarmasin Satu Jalan Ahmad Yani Km 6 Banjarmasin, dengan jumlah 70 sampai 80 orang per hari yang berbuka puasa di Mesjid tersebut. Dukungan dari operator seluler juga sangat membantu kegiatan itu, yang diakui Sutjipto, ada diberikan bantuan 10 juta rupiah dan wujud apresiasi tersebut, pada rabu dilaksanakan buka puasa bersama. 

"Hari Rabu (5/4/2023) nanti kita Takjil, Shalat Magrib Berjamaah, baru makan bersama," jelas Sutjipto, Senin (3/4/2023) di Kantornya. 

Disinggung kegiatan menyusun menu yang dibantu anaknya, Sutjipto menyebutkan terkait pengaturan menu yang variatif.

"Kebetulan saya diberi amanah sebagai Ketua Panitia. Kami rundingkan dengan Panitia yang lain. Ayo kita menunya apa? Karena saya juga punya usaha kuliner untuk Catering dan Buka Puasa juga. Jadi menu kita atur, kita sampaikan, termasuk masukan dari teman-teman yang ada. Ada sebagian yang punya produk sendiri, dibawa sendiri. Sebagian dana dari donatur berupa uang. Ada donatur yang langsung bawa makanan, kami terima saja," tambah Sutjipto.

Uang tunai yang diberikan oleh Operator Telepon Seluler tersebut diperuntukkan untuk Buka Puasa bersama. Dana lainnya diberikan untuk Panti Asuhan Sentosa Banjarmasin. Ini katanya, sesuai dengan proposal yang disampaikan, yaitu untuk Donasi Buka Puasa Bersama di Mesjid As Salam tersebut, sekaligus untuk acara bersama dengan Donatur Operator Telepon Seluler tersebut.

Sedangkan dari Masyarakat Ekonomi Syariah, katanya akan ada Road Show mengenai Bisnis dan Literasi Keuangan Syariah di ULM , Gedung Lecture, bakal diikuti 350 orang Mahasiswa. Kemudian STIE Indonesia Banjarmasin di Aula Sekolah Tinggi tersebut dengan jumlah 100 orang Mahasiswa, kemudian di Dakota berupa Diskusi Syariah dengan kapasitas 150 orang UKM yang diundang, juga Talkshow di sebuah Radio Swasta dan Tv Swasta selama Bulan Ramadhan.  

Untuk kegiatan Penukaran Uang di Koperasi Konsumen Syariah Ar Rahmah, kata Sutjipto, mulai Senin (3/4/2023) tersebut sudah melakukannya tanpa biaya tambahan.

"Ada yang sudah mengajukan 80 juta rupiah satu orang, dengan nominal pecahan 100 ribu rupiah." jelas Sutjipro. 

Untuk kegiatan ini tidak dibatasi, berapa saja masyarakat mau menukarkan uangnya, dan itu selama ada uangnya. Sedangkan waktu pelaksanaan selama belum libur.

"Selama kami masih belum libur. kami lanjut terus," tegas Sutjipto. "Kita akan menyesuaikan, bisa ikut tanggal 19 ( 19April/mulai libur bersama), bisa menyesuaikan kondisi kami di Koperasi."

Kegiatan Halal Food yang digelar BI secara Zoom yang diikuti Sutjipto, juga dinilai positif olehnya, karena menurut Sutjipto,  Halal Food memang wajib disosialisasikan dan kalau boleh perlu sosialisasi juga, di samping Halal Food, Non Halal juga perlu dibikinkan stikernya. 

"Jadi Masyarakat kita jangan sampai terjebak di Restoran Non Halal. Jadi Halal, kalau memang ada sertifikasinya, pasang. Yang Non Halal, wajib juga pasang stiker. Jadi masyarakat kita jangan dibikin abu-abu. Ini saran, masukan kami dari Masyarakat Ekonomi Syariah sebagai salah satu Pengurus yang ada," ungkap Sutjipto.  

Adanya Rumah Makan yang memasang tulisan Non Halal, komentar Sutjipto, sebaiknya seperti itu. Jadi ada keterbukaan. Kalau yang meyakinkan masyarakat kita halal ada sertifikatnya, silakan, itu sudah program Pemerintah, diacungi jempol. 

"Tapi masyarakat kita yang awam, jadi ragu-ragu. Ini halal atau tidak. Kalau memang itu halal, tapi belum terpasang, enggak apa-apa. Tapi masih dalam proses pengurusan. Tapi jangan sampai Non Halal, tidak memasang (Stiker informasinya), tapi masyarakat kita masuk menikmati, mengkonsumsi di situ. Kasihan nanti," tegas Sutjipto.

Sehingga Halal maupun Non Halal, sebaiknya ada stikernya di pintu masuk rumah makan tersebut. Ditegaskan Sutjipto,  Halal dan Non Halal, baginya wajib. Kalaupun nanti belum dapat sertifikatnya dan diizinkan membuat stiker sendiri mengenai halal, kenapa tidak? Artinya kita sudah meyakinkan, sambil dalam proses pengurusan. Bagi yang belum punya dana untuk mengurus, kalau memang itu ada biayanya. Syukur-syukur jika dibebaskan oleh Pemerintah, maka UKM yang ditangani Hipmikindo Kalsel, akan disosialisasikan, untuk mengurus sertifikat halal gratis.[Junaidi]
Lebih baru Lebih lama