PSGAD UIN Antasari Banjarmasin Gelar Seminar Nasional Gender, Anak dan Disabilitas

BANJARMASIN - Pusat Studi Gender, Anak dan Difabel (PSGAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Senin (26/6/2023) menggelar Seminar Nasional Gender, Anak dan Disabilitas dengan tema Isu, Regulasi dan Implementasi Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI) dan PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) di Perguruan Tinggi.

Dr Hj Norlaila MAg MPd, selaku Ketua PSGAD yang juga Koordinator Pelaksana Kegiatan mengatakan, Seminar dan Sosialiasi terkait berbagai isu gender dan anak, disabilitas dan PPKS di lingkungan  Perguruan Tinggi. Kegiatan ini mengundang Dosen dan Mahasiswa UIN Antasari dan Satgas Pelaksana PPKS seluruh Kampus di Banjarmasin dan organisasi perempuan dan jejaring Pemberdayaan Perempuan Kalsel dan Kota Banjarmasin, UPTD Pemberdayaan Perempuan bidang Penanganan pada kekerasan seksual di Kalsel.

"Kita berharap dari kegiatan ini akan berikutnya memiliki regulasi dan strategi untuk implementasi terkait dengan penanganan pencegahan kekerasan seksual untuk pembelajaran yang responsif atau peka disabilitas, untuk ke seluruh kalangan. memiliki mindstreming terhadap gender dan juga difabel,” ungkap Laila, di sela-sela kegiatan, Senin (26/6/2023).

Kegiatan dilaksanakan selama dua hari, dalam dua kegiatan dan menempatkan narsum supaya lebih mudah. narsum diundang juga aktivis yang lebih implementatif dan memiliki strategi pendekatan, tidak hanya untuk perempuan, tapi juga untuk laki-laki, dengan tujuan kesetaraan gender dan perlu sharing. 

"Mungkin ada strategi yang tepat juga, supaya kesetaraan gender mudah diimplementasikan terutama di Kampus," Laila menambahkan.

Sedangkan Dr. Hj. Nida Mufidah, M. Pd., Wakil Rektor 1 Bidang Akdemik dan Kelembagaan mengatakan, dengan kegiatan ini, diharapkan seluruh Dosen dan para Organisasi Wanita serta Mahasiswa semuanya peduli bagaimana kesetaraan gender dalam rangka mensejahterakan sosial dan juga untuk meningkatkan pendidikan semua Kaum perempuan dan laki-laki. Untuk pendampingan difabel, yang sesuai dengan upaya memberikan hak pendidikan kepada semua lapisan masyarakat, sehingga jajaran UIN Antasari Banjarmasin harus juga peduli siapa saja yang masuk ke Kampus ini dipersilakan. 

"Yang difabel kita ada SOPnya juga untuk menerima Mahasiswa sampai kita mendampingi untuk mereka seleksinya dan sampai selesai studi, perlu pendampingan, kami bantu," tegasnya.

Disebutkan, Pembimbing difabel ada Dosen yang mengkoordinasikan dengan mahasiswa yang menjadi Sukarelawan. 

"Jadi Mahasiswa dan Dosen ini kami berikan penghargaan sebagai pengabdian masyarakat dan kami berikan juga sertifikat yang penting bagi dia untuk meningkatkan kompetensi Dosennya di pengabdian masyarakat. Buat Mahasiswa, dia juga dapat nilai angka kredit untuk syarat KKN. Biasanya ada pengabdian dulu, maka dia menjadi seukarelawan.*****juns


Catatan Google : 

Kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI)
Mempromosikan kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI) adalah fokus utama INOVASI. Kesetaraan GEDSI menjadi landasan penting untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan keempat, yaitu: memastikan pendidikan berkualitas yang setara dan mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani maupun sosial secara memadai dan wajar (Permensos Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).[Junaidi]
Lebih baru Lebih lama