BANJARMASIN - Kenaikan harga bahan-bahan pokok seperti cabai, minyak goreng, telur, bawang merah, dan bawang putih telah menjadi dilema yang sulit dihindari.
Pengusaha kuliner di Indonesia kini berada dalam posisi sulit, harus memutuskan antara menaikkan harga jual menu makanan mereka atau bertahan dengan menurunkan kualitas.
Demikian juga yang dirasakan Wijaya Tjuatja, pemilik rumah makan Patin di Jalan Pramuka, Banjarmasin. Ia mengakui bahwa lonjakan harga bahan baku telah menjadi tantangan serius.
“Kenaikan bahan-bahan ini merupakan kendala bagi kami, terutama karena bahan-bahan yang kami gunakan adalah premium dan segar. Namun, kami berusaha menjaga stabilitas harga dan kualitas menu kami dengan harga jual yang wajar,” ungkapnya, Jumat (27/10/2023).
Wijaya Tjuatja juga menegaskan bahwa kenaikan signifikan dalam harga bahan baku memengaruhi bisnisnya, tetapi ia melihatnya sebagai bagian dari tantangan dalam dunia bisnis. Ia juga mencari alternatif dalam menghadapi situasi ini.
“Kami tidak hanya mengandalkan pelanggan yang datang langsung ke restoran atau layanan take away, tetapi juga memberikan opsi layanan pengiriman ke luar pulau, terutama sejak dimulainya pandemi. Hal ini menjadi salah satu pilihan penting untuk meningkatkan penjualan,” tambahnya.
Situasi ekonomi yang tidak pasti akibat fluktuasi nilai tukar rupiah membuat pengusaha kuliner di Indonesia harus terus beradaptasi. Meskipun menghadapi tantangan berat, namun tetap berkomitmen untuk menjaga mutu makanan mereka dan memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan.[Junaidi]