BANJARMASIN - Tidak ada motivasi perang terhebat selain alasan agama, dan tanpa resolusi jihad dari para Ulama, maka pengorbanan, meraih mati syahid atau syuhada, maka Buya yakin peristiwa 10 Nopember 1945 akan lain ceritanya.
Demikian ditegaskan M Yamin, selaku Sekretaris Dewan Da'wah Provinsi Kalsel 2020-2025 yang juga aktif di Lembaga Hikmah & Kebijakan Publik PWM Kalsel 2022-2027.
"Atas pemahaman ini dan menghormati Mereka yang berdarah-darah wafatnya, kecintaan kepada Tanah Air, wujud implementasi ketakwaan, sudah sewajarnya kita sebut mereka Syuhada, karena tiada tempat yang dijanjikan bagi para syuhada kecuali Surga Allah, insyaaAllah," ujar M Yamin, Jum'at (10/11/2023).
Buya tekankan lagi, mari setidaknya di setiap 10 Nopember Bangsa ini menghormati para pejuang perintis dan pejuang mempertahankan kemerdekaan dengan sebutan Syuhada, kemudian barang berapa menit panjatkan doa terbaik kepada Allah, agar pengorbanan mereka diterima, agar mereka ditempatkan di Surga dan silakan secara serimonial mengheningkan cipta, tapi dahuluilah atau bersamakan dengan doa, tentu agar doa diijabah, perhatikan adab berdoa yang diajarkan.
Satu diantara faedah memperingati adalah menasihati diri, bahwa kemerdekaan ini bukan warisan yang suka-suka diperjualbelikan, baik atas nama investasi apalagi manipulasi berkedok pembangunan.
"Buya suka jika sesama kita saling mengingatkan bahwa kita keturunan para syuhada dari Bangsa besar, Bangsa yang merdekanya menginspirasi dunia dan keliru jika kita bermental kerdil, tidak mampu menjadi Tuan di Negeri sendiri," tukas M Yamin mempertegas.[Junaidi]